Diberdayakan oleh Blogger.
RSS
Container Icon

ASSESMEN PORTOFOLIO


Assesmen Portofolio adalah assesmen otentik yang menggambarkan kemajuan belajar siswa dengan bukti-bukti yang diseleksi bersama oleh guru dan siswa. Bukti-bukti yang dikumpulkan dalam portofolio merupakan hasil seleksi bersama antara siswa dan guru yang dianggap karya terbaik dan berarti bagi siswa. Kumpulan karya siswa yang akan dikumpulkan sebagai dokumen portofolio terlebih dahulu direview oleh guru, sehingga bersama guru siswa dapat menentukan bukti-bukti nyata yang menggambarkan perkembangan dirinya.
Portofolio sebagai assesmen otentik dapat digunakan untuk berbagai keperluan, yaitu 1. Mendokumentasikan kemajuan siswa selama kurun waktu tertentu, 2. Mengetahui bagian-bagian yang perlu diperbaiki, 3. Membangkitkan kepercayaan diri dan memotivasi untuk belajar, 4. Mendorong tanggung jawab siswa untuk belajar.
Keuntungan penerapan portofolio sebagai assesmen otentik antar lain sebagai berikut:
a)      Kemajuan belajar siswa dapat terlihat jelas, misalnya serangkaian kumpulan jurnal dan laporan percobaan siswa dalam kurun waktu tertentu dapat memberikan gambaran mengenai kemajuan siswa dalam membuat laporan
b)      Menekankan pada hasil pekerjaan terbaik siswa dapat serta memberikan pengaruh positif dalam belajar. Seleksi hasil karya terbaik siswa melibatkan siswa sehingga siswa merasa dihargai
c)      Membandingkan pekerjaab sekarang dengan yang lalu memberikan motivasi yang lebih besar daripada membandingkan dengan pekerjaan orang lain
d)     Siswa dilatih untuk menentukan pilihan karya terbaik
e)      Memberikan kesempatan kepada siswa bekerja sesuai dengan perbedaan individu
f)       Dapat menjadi alat komunikasi yang jelas tentang kemajuan belajar siswa kepada siswa itu sendiri orang tua dan pihak lain yang terkait

Guru dapat mengumpulkan portofolio melalui berbagai cara. Cara yang akan dipakai harus disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai, tingkatan siswa, dan jenis kegiatan yang dilakukan. Berikut ini adalah model portofolio IPA SD yang berisi contoh-contoh pekerjaan siswa:
1.      Hasil ulangan
2.      Uraian tertulis hasil kegiatan percobaan sederhana
3.      Gambar-gambar dan laporan lisan
4.      Produk berupa hasil pekerjaan proyek
5.      Laporan kelompok dan foto kegiatan siswa
6.      Respon terhadap pertanyaan open-ended atau masalah pekerjaan rumah
7.      Salinan piagam penghargaan
Selanjutnya contoh-contoh pekerjaan tersebtu disimpan dalam satu tempat khusus (file folder) untuk setiap siswa.
Adapun bentuk-bentuk assesmen portofolio diantaranya sebagai berikut:
1.      Catatan Anekdotal, yaitu berupa lembaran khusus yang mencatat segala bentuk kejadian mengenai perilaku siswa, khususnya selama berlangsungnyaproses pembelajaran. Lembaran ini memuat identitas yang diamati, waktu pengamatan, dan lembar rekaman kejadian
2.      Ceklis atau daftar cek, yaitu daftar yang telah disusun berdasarkan tujuan perkembangan yang hendak dicapai siswa
3.      Skala penilaian yang mencatat isyarat kemajuan perkembangan siswa
4.      Respon-respon siswa terhadap pertanyaan
5.      Tes skrining yang berguna untuk mengidentifikasi keterampilan siswa setelah pengajaran dilakukan, misalnay siswa setelah pengajaran dilakukan, misalnya: tes hasil belajar, PR, LKS, laporan kegiatan lapangan

Terdapat tiga tahapan dalam menerapkan portofolio
1.      Tahap persiapan yang meliputi:
a.       Menetukan jenis portofolio yang akan dikembangkan
b.      Menetukan tujuan penyusunan portofolio
c.       Memilih kategori-kategori pekerjaan yang akan dimasukkan portofolio
d.      Meminta siswa untuk memilih tugas-tugas yang akan dimasukkan dalam portofolio
e.       Guru mengembangkan rubrik untuk menyekor pekerjaan siswa. Rubrik merupakan kriteria penilaian yang menjadi patokan dalam menentukan kualitas portofolio. Rubrik dapat disepakati bersama oleh guru dan siswa.
2.  Mengatur portofolio
Portofolio diatur sesuai kesepakatan selama satu semester. Siswa harus diinformasikan bahwa semua tugas atau beberapa tugas tersebut akan dijadikan bukti dalam portofolio. Tugas-tugas yang dijadikan dokumen harus sesuai dengan tujuan portofolio kemudian ditata dan diorganisir sesuai dengan ciri pribadi masing-masing. Portofolio dapat disimpan di dalam folder khusus untuk setiap siswa. Setiap bukti pekerjaan siswa yang masuk dan telah dipilih diberi tanggal.
3.      Pemberian nilai akhir portofolio
Bagian akhir yaitu menilai portofolio yang telah lengkap. Aspek yang dinilai meliputi isi portofolio, dan kelengkapan portofolio yang meliputi pemberian sampul, nama pengembang dan perencana (siswa dan guru), daftar isi serta refleksi diri.
 
Contoh implementasi portofolio
Mata pelajaran             : Sains
Kelas/semester            : III (tiga)/gasal 2007
Sekolah                       : SD Laboratorium UPI
Langkah-langkah penyusunan portofolio:
a.       Persiapan, meliputi:
*      Menetukan jenis portofolio yang akan dikembangkan yaitu portofolio individu
*      Menentukan tujuan penyusunan portofolio yaitu mengetahui gambaran perkembangan pemahaman siswa tentang sains, mengetahui peningkatan aktivitas belajar siswa, serta mengetahui perkembangan kemandirian siswa dalam mengerjakan tugas-tugas sains
*      Memilih kategori-kategori pekerjaan yang akan dijadikan dokumen bukti portofolio, misalnya hasil tes formatif, hasil observasi guru tentang aktivitas belajar, hasil pengamatan guru tentang kemandirian, hasil wawancara guru dan sebagainya
*      Meminta siswa untuk memilih tugas-tugas yang akan dimasukkan dalam portofolio
*      Guru mengembangkan rubrik untuk menyekor pekerjaan siswa. Rubrik merupakan kriteria penilaian yang menjadi patokan dalam menentukan kualitas portofolio
*      Memutuskan bagaimana menilai portofolio yang sudah lengkap dan terorganisasi dengan baik (nilai akhir portofolio)

b.      Mengatur portofolio
Siswa mengumpulkan dan mengkoleksi portofolio selama satu semester. Tugas-tugas yang akan dijadikan bukti dalam portofolio dimasukkan dalam file folder. Setiap bukti yang dikumpulkan harus diberi tanggal. Selanjutnya siswa menata dan mengorganisir tugas-tugas yang sudah terkumpul. Untuk kelas satu langkah ini dapat dibantu oleh guru.

c.       Memutuskan bagaimana portofolio tersebut dinilai. Penilaian akhir portofolio meliputi isi yang mengacu pada rubrik yang telah dibuat.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

ASSESMEN KINERJA


Assesmen Kinerja adalah penilaian terhadap proses perolehan penerapan pengetahuan dan keterampilan melalui proses pembelajaran yang menunjukkan kemampuan siswa dalam prose dan produk. Assesmen kinerja lebih ditekankan pada proses keterampilan dan kecakapan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Assesmen ini sangat cocok digunakan untuk menggambarkan proses, kegiatan, atau unjuk kerja dinilai melalui pengamatan terhadap siswa ketika melakukannya. Penilaian unjuk kerja adalah penilaian berdasarkan hasil pengamatan penilai terhadap aktivitas siswa sebagaimana yang terjadi. Musalnya penilaian terhadap kemampuan siswa merangkai alat praktikum untuk percobaan sederhana dilakukan selama siswa merangkai alat, bukan sebelum atau setelah alat dirancang.
Hal-hal yang harus kita pahami tentang assesmen kinerja adalah kita mendesain dan mengembangkan assesmen kinerja untuk digunakan kelak di kelas kita sendiri. Metodologi assesmen kinerja bukanlah suatu obat yang mujarab, bukan penyelamat guru, dan juga bukan merupakan suatu kunci untuk menilai kurikulum yang sebenarnya. Assesmen ini semata-mata merupakan alat yang memberikan cara-cara yang efisien dan efektif untuk menilai beberapa hasil-hasil dari proses pendidikan yang dipandang berguna.
Berdasarkan cara melaksanakan assesmen kinerja, dapat dikelompokkan menjadi:
1.      Assesmen kinerja klasikal digunakan untuk mengases kinerja siswa secara keseluruhan dalam satu kelas keseluruhan
2.      Assesmen kinerja kelompok untuk mengases kinerja siswa secara berkelompok
3.      Assesmen kinerja individu untuk mengases kinerja siswa secara individu
Pada pelaksanaannya, guru dapat mengatur secara fleksibel kinerja-kinerja yang akan diases dalam kurun waktu tertentu.
Untuk merealisasikan assesmen kinerja ini, dimulai dengan  membuat perencanaan assesmen kinerja yang meliputi tiga fase penting, yaitu:
1.      Fase 1 : mendefinisikan kinerja. Pada tahap ini ditentukan jenis kinerja apa yang ingin dinilai. Misalnya, kemampuan menggunakan mikroskop dapat diurai menjadi : membawa mikroskop dengan benar, menggunakan lensa dengan pembesaran kecil terlebih dahulu, mengatur pencahayaan, memasang preparat, dan memfokuskan bayangan benda.
2.      Fase 2 : mendesain latihan-latihan kerja. Setelah kinerja yang akan dinilai ditentukan tahap berikutnya adalah menyediakan pembelajaran yang memungkinkan aspek kinerja yang akan dinilai dapat muncul. Misalnya guru akan menilai kemampuan menggunakan mikroskop, maka KBM dipersiapkana adalah praktikum dengan menggunakan mikroskop
3.      Fase 3 : melakukan penskoran dan perekaman/pencatatan hasil

Berikut ini adalah contoh assesmen kinerja dalam menggunakan mikroskop dengan teknik penilai daftar ceklis.
No
Aspek penilaian
Skala
Ya
Tidak
1
Membawa mikroskop dengan benar


2
Menggunakan lensa dengan pembesaran kecil terlebih dahulu


3
Mengatur pencahayaan


4
Memasang preparat


5
Memfokuskan bayangan benda


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

BAHAN AJAR

BAHAN AJAR
A.    Pengertian Bahan Ajar
Bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar. Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.
Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/ instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. (National Center for Vocational Education Research Ltd/National Center for Competency Based Training).
B.     Bentuk Bahan Ajar
a.       Bahan cetak seperti           : hand out, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart,
b.      Audio Visual seperti         : video/film,VCD
c.       Audio seperti                    : radio, kaset, CD audio, PH
d.      Visual                                : foto, gambar, model/maket.
e.       Multi Media                      : CD interaktif, computer Based, Internet
C.    Cakupan Bahan Ajar
Ø  Judul, MP, SK, KD, Indikator, Tempat
Ø  Petunjuk belajar (Petunjuk siswa/guru)
Ø  Tujuan yang akan dicapai
Ø  Informasi pendukung
Ø  Latihan-latihan
Ø  Petunjuk kerja
Ø  Penilaian

 
LEMBAR KERJA SISWA

A.    Pengertian
Lembar kegiatan siswa (student work sheet) adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang harus dikerjakan oleh siswa. Lembar kegiatan berisi petunjuk, langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Tugas-tugas yang yang diberikan kepada siswa dapat berupa teori dan atau praktik.
B.     Langkah-langkah penulisan LKS sebagai berikut:
         Melakukan analisis kurikulum; SK, KD, indikator dan materi pembelajaran.
         Menyusun peta kebutuhan LKS
         Menentukan judul LKS
         Menulis LKS
         Menentukan alat penilaian
C.    Struktur LKS secara umum adalah sebagai berikut:
         Judul, mata pelajaran, semester, tempat
         Petunjuk belajar
         Kompetensi yang akan dicapai
         Indikator
         Informasi pendukung
         Tugas-tugas dan langkah-langkah kerja
         Penilaian

Bahan Ajar vs. Buku Teks
Bahan ajar merupakan bahan atau materi pembelajaran yang disusun secara sistematis yang digunakan guru dan siswa dalam KBM.
Buku teks merupakan sumber informasi yang disusun dengan struktur dan urutan berdasar bidang ilmu tertentu
*      Perbedaan Bahan Ajar dan Buku Teks
Bahan Ajar
Buku Teks
*      Menimbulkan minat baca
*      Ditulis dan dirancang untuk siswa
*      Menjelaskan tujuan instruksional
*      Disusun berdasarkan pola belajar yang fleksibel
*      Struktur berdasarkan kebutuhan siswa dan kompetensi akhir yang akan dicapai.
*      Memberi kesempatan pada siswa untuk berlatih
*      Mengakomodasi kesulitan siswa
*      Memberikan rangkuman
*      Gaya penulisan komunikatif dan semi formal
*      Kepadatan berdasar kebutuhan siswa
*      Dikemas untuk proses instruksional
*      Mempunyai mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari siswa
*      Menjelaskan cara mempelajari bahan ajar.

*      Mengasumsikan minat dari pembaca
*      Ditulis untuk pembaca (guru, dosen)
*      Dirancang untuk dipasarkan secara luas
*      Belum tentu menjelaskan tujuan instruksional
*      Disusun secara linear
*      Stuktur berdasar logika bidang ilmu
*      Belum tentu memberikan latihan
*      Tidak mengantisipasi kesukaran belajar siswa
*      Belum tentu memberikan rangkuman
*      Gaya penulisan naratif tetapi tidak komunikatif
*      Sangat padat
*      Tidak memilki mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari pembaca.

  
MODUL
A.    Pengertian Modul
Modul merupakan alat atau sarana  pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya.
Modul adalah bahan ajar yang disusun secara sistematis dan menarik yang mencakup isi materi, metoda, dan evaluasi yang dapat digunakan secara mandiri.
B.     Tujuan Penulisan Modul
1.      Memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat  verbal.
2.      Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik siswa atau peserta diklat maupun guru/instruktur.
3.      Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi, seperti :
*      Meningkatkan motivasi dan gairah belajar bagi siswa atau peserta diklat;
*      Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam berinteraksi langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya,
*      memungkinkan siswa atau peserta diklat belajar mandiri sesuai kemampuan dan minatnya.
*      Memungkinkan siswa atau peserta diklat dapat mengukur atau mengevaluasi sendiri hasil belajarnya




  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS