Assesmen Kinerja
adalah penilaian terhadap proses perolehan penerapan pengetahuan dan
keterampilan melalui proses pembelajaran yang menunjukkan kemampuan siswa dalam
prose dan produk. Assesmen kinerja lebih ditekankan pada proses keterampilan
dan kecakapan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Assesmen ini sangat
cocok digunakan untuk menggambarkan proses, kegiatan, atau unjuk kerja dinilai
melalui pengamatan terhadap siswa ketika melakukannya. Penilaian unjuk kerja
adalah penilaian berdasarkan hasil pengamatan penilai terhadap aktivitas siswa
sebagaimana yang terjadi. Musalnya penilaian terhadap kemampuan siswa merangkai
alat praktikum untuk percobaan sederhana dilakukan selama siswa merangkai alat,
bukan sebelum atau setelah alat dirancang.
Hal-hal
yang harus kita pahami tentang assesmen kinerja adalah kita mendesain dan
mengembangkan assesmen kinerja untuk digunakan kelak di kelas kita sendiri.
Metodologi assesmen kinerja bukanlah suatu obat yang mujarab, bukan penyelamat
guru, dan juga bukan merupakan suatu kunci untuk menilai kurikulum yang
sebenarnya. Assesmen ini semata-mata merupakan alat yang memberikan cara-cara
yang efisien dan efektif untuk menilai beberapa hasil-hasil dari proses
pendidikan yang dipandang berguna.
Berdasarkan cara
melaksanakan assesmen kinerja, dapat dikelompokkan menjadi:
1. Assesmen
kinerja klasikal digunakan untuk mengases kinerja siswa secara keseluruhan
dalam satu kelas keseluruhan
2. Assesmen
kinerja kelompok untuk mengases kinerja siswa secara berkelompok
3. Assesmen
kinerja individu untuk mengases kinerja siswa secara individu
Pada
pelaksanaannya, guru dapat mengatur secara fleksibel kinerja-kinerja yang akan
diases dalam kurun waktu tertentu.
Untuk
merealisasikan assesmen kinerja ini, dimulai dengan membuat perencanaan assesmen kinerja yang meliputi
tiga fase penting, yaitu:
1. Fase
1 : mendefinisikan kinerja. Pada tahap ini ditentukan jenis kinerja apa yang
ingin dinilai. Misalnya, kemampuan menggunakan mikroskop dapat diurai menjadi :
membawa mikroskop dengan benar, menggunakan lensa dengan pembesaran kecil
terlebih dahulu, mengatur pencahayaan, memasang preparat, dan memfokuskan
bayangan benda.
2. Fase
2 : mendesain latihan-latihan kerja. Setelah kinerja yang akan dinilai
ditentukan tahap berikutnya adalah menyediakan pembelajaran yang memungkinkan
aspek kinerja yang akan dinilai dapat muncul. Misalnya guru akan menilai
kemampuan menggunakan mikroskop, maka KBM dipersiapkana adalah praktikum dengan
menggunakan mikroskop
3. Fase
3 : melakukan penskoran dan perekaman/pencatatan hasil
Berikut ini adalah
contoh assesmen kinerja dalam menggunakan mikroskop dengan teknik penilai
daftar ceklis.
No
|
Aspek
penilaian
|
Skala
|
|
Ya
|
Tidak
|
||
1
|
Membawa
mikroskop dengan benar
|
|
|
2
|
Menggunakan
lensa dengan pembesaran kecil terlebih dahulu
|
|
|
3
|
Mengatur
pencahayaan
|
|
|
4
|
Memasang
preparat
|
|
|
5
|
Memfokuskan
bayangan benda
|
|
|
0 komentar:
Posting Komentar